About Me
- Unknown
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Mengenai Saya
Archives
Lencana Facebook
kalender
revublik
jam
Rabu, 20 Maret 2013
Jumat, 15 Maret 2013
RIWAYAT HIDUP
Nama saya ricky septian adicahya saya biasa di panggil ricky.saya sekolah di smp n5 muara enim ,sekarang saya kelas 3.hobi saya suka bermain ps,cita-cita saya ingin menjadi polisi.setelah saya kukus smp saya ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu stm2.
Senin, 11 Maret 2013
Siklus Hidrologi ( Proses Terjadinya Hujan)
Siklus
Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan
air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan
batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Pada
perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali
ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus
bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
- Evaporasi / transpirasi – Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
- Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
- Air Permukaan – Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air
permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan
itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk
sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan
relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
video siklus hidrologi
Siklus
hidrologi diberi batasan sebagai suksesi tahapan-tahapan yang dilalui
air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer : evaporasi dari
tanah atau laut maupun air pedalaman, kondensasi untuk membentuk awan,
presipitasi, akumulasi di dalam tanah maupun dalam tubuh air, dan
evaporasi-kembali.
Presipitasi
dalam segala bentuk (salju, hujan batu es, hujan, dan lain-lain),
jatuh ke atas vegetasi, batuan gundul, permukaan tanah, permukaan air
dan saluran-saluran sungai (presipitasi saluran). Air yang jatuh pada
vegetasi mungkin diintersepsi (yang kemudian berevaporasi dan/atau
mencapai permukaan tanah dengan menetes saja maupun sebagai aliran
batang) selama suatu waktu atau secara langsung jatuh pada tanah
(through fall = air tembus) khususnya pada kasus hujan dengan
intensitas yang tinggi dan lama. Sebagian presipitasi berevaporasi
selama perjalanannya dari atmosfer dan sebagian pada permukaan tanah.
Sebagian dari presipitasi yang membasahi permukaan tanah berinfiltrasi
ke dalam tanah dan bergerak menurun sebagai perkolasi ke dalam mintakat
(zone) jenuh di bawah muka air tanah. Air ini secara perlahan
berpindah melalui akifer ke saluran-saluran sungai. Beberapa air yang
berinfiltrasi bergerak menuju dasar sungai tanpa mencapai muka air
tanah sebagai aliran bawah permukaan. Air yang berinfiltrasi juga
memberikan kehidupan pada vegetasi sebagai lengas tanah. Beberapa dari
lengas ini diambil oleh vegetasi dan transpirasi berlangsung dari
stomata daun.
Setelah
bagian presipitasi yang pertama yang membasahi permukaan tanah dan
berinfiltrasi, suatu selaput air yang tipis dibentuk pada permukaan
tanah yang disebut dengan detensi permukaan (lapis air). Selanjutnya,
detensi permukaan menjadi lebih tebal (lebih dalam) dan aliran air
mulai dalam bentuk laminer. Dengan bertambahnya kecepatan aliran,
aliran air menjadi turbulen (deras). Air yang mengalir ini disebut
limpasan permukaan. Selama perjalanannya menuju dasar sungai, bagian
dari limpasan permukaan disimpan pada depresi permukaan dan disebut
cadangan depresi. Akhirnya, limpasan permukaan mencapai saluran sungai
dan menambah debit sungai.
Air
pada sungai mungkin berevaporasi secara langsung ke atmosfer atau
mengalir kembali ke dalam laut dan selanjutnya berevaporasi. Kemudian,
air ini nampak kembali pada permukaan bumi sebagai presipitasi.
Sebagaimana
dapat dilihat dari Gambar dan penjelasan singkat tentang Siklus
hidrologi di atas, tangkapan daerah aliran sungai terhadap presipitasi
merupakan keluaran dari saling-tindak semua proses ini. Limpasan nampak
pada sistem yang sangat kompleks setelah pelintasan presipitasi
melalui beberapa langkah penyimpanan dan transfer. Kompleksitas ini
meningkat dengan keragaman areal vegetasi, formasi-formasi geologi,
kondisi tanah dan di samping ini juga keragaman-keragaman areal waktu
dari faktor-faktor iklim.
Siklus Hidrologi
Karakteristik siklus Hidrologi :
Pertama, daur hidrologi dapat berupa daur pendek, misalnya hujan yang jatuh di laut, danau ataupun sungai yang segera dapat mengalir kembali ke laut.
Kedua, tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu daur. Pada musim kemarau terlihat kegiatan daur berhenti, sedangkan pada musim penghujan daur berjalan kembali.
Ketiga, intensitas dan frekuensi daur tergantung pada keadaan geografis dan iklim.
Hal ini diakibatkan adanya letak matahari yang berubah-ubah terhadap
meridian bumi sepanjang tahun (pada kenyataannya yang berubah-ubah
adalah letak planet bumi terhadap matahari).
Keempat, berbagai bagian dari daur dapat menjadi sangat kompleks,
sehingga kita hanya dapat mengamati bagian akhirnya saja dari suatu
hujan yang jatuh di permukaan tanah dan kemudian mencari jalan untuk
kembali ke laut.
Meskipun
konsep daur hidrologi telah disederhanakan, namun masih dapat membantu
memberikan gambaran mengenai proses-proses penting dalam daur tersebut
yang harus dimengerti oleh ahli hidrologi. Untuk memperjelas proses daur
hidrologi maka diberikan ilustrasi pada gambar di atas.
Penjelasan gambar siklus Hidrologi :
Terjadi penguapan yang bersumber dari matahari, penguapan (evaporasi) terjadi dari air laut, air sungai, permukaan tanah maupun penguapan dari permukaan tanaman (transpirasi).
Uap air tersebut akan naik dan terbawa oleh angin. Pada ketinggian
tertentu uap air tersebut akan berubah menjadi awan yang kemudian
berubah menjadi awan penyebab hujan. Jika kondisi alam memungkinkan maka
akan terjadi presipitasi baik itu berupa hujan, hujan salju dan
sebagainya. Sebagian kecil air akan diuapkan kembali sebelum sampai ke
permukaan bumi. Air yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan mengalir
sebagai “overland flow” yang kemudian menjadi “surface run-off”, sedangkan yang lainnya akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan menguap.
Apabila kondisi tanah memungkinkan sebagian air terinfiltrasi akan mengalir secara horisontal sebagai “interflow”, sebagian lagi akan tinggal di dalam massa tanah sebagai “soil moisture content” dan sisanya akan mengalir secara vertikal yang kemudian menjadi air tanah.
Langganan:
Postingan (Atom)